Jakarta l linkbisnis.co.id - BCI Asia memperkirakan nilai konstruksi proyek gedung komersial tahun 2018 naik sekitar 1,05% dibandingkan 2017 menjadi Rp 157,5 triliun. Adapun kontribusi terbesar berasal dari pembangunan perumahan (residensial) dengan persentase sebesar 41% atau Rp 64 triliun.
"Sepanjang 2017 kondisinya memang sangat lemah. Sehingga kami prediksi pada 2018 pertumbuhan hanya tipis," kata Research Manager BCI Asia Cahyono Siswanto di Jakarta, Kamis (9/11).
Dia mengatakan, sepanjang paruh pertama 2017, terjadi pelambatan pembangunan gedung komersial khususnya residensial. Hingga akhir 2017, nilai konstruksi gedung komersial ditaksir mencapai Rp 155,86 triliun atau naik 1,82% dari tahun sebelumnya.
Menurut Cahyono, pelambatan ini tidak semata-mata disebabkan oleh kondisi ekonomi yang melemah. "Mungkin penyebabnya bukan hanya pasar konstruksi secara real, tapi sentimen politik di Indonesia yang sedang panas akibat pemilihan kepala daerah dan sebagainya," kata Cahyo.
Cahyono mengatakan, akibat perlambatan tersebut, banyak kontrak proyek akhir 2016 sampai 2017 yang pekerjaannya tertunda. Sehingga, pengembang memundurkan target penyelesaian proyek hingga 2018.
Meski demikian, pasar mulai bergairah pada kuartal III-2017. Kondisi ini diperkirakan bakal berlanjut sampai akhir 2018. Cahyono mengatakan pendorong utamanya yakni subsektor residensial.
Dari hasil riset BCI Asia, total nilai proyek residensial sepanjang 2017 mencapai Rp 64,0 triliun atau naik sebesar 3,98% dari tahun sebelumnya. Sementara, pada 2018, nilai proyek residensial diperkirakan sebesar Rp 64,8 atau naik 1,2% dari tahun ini.
Adapun pembangunan residensial yang paling agresif terjadi di Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek) yang menyumbang sekitar 54% dari total nilai proyek selama 2018.
Di sisi lain, kata Cahyono, laju pembangunan proyek residensial dipengaruhi oleh penjualan properti. Ironisnya, penjualan properti juga sangat lambat sejak kuartal kedua hingga akhir 2017.
"Penjualan properti residensial data kami juga mengalami penurunan sejak 2015 sebetulnya," kata dia.
Sumber : Investor Daily